Yuk Mengenal Lebih Detail Tentang Metode SCRUM dalam Dunia Development Product
sumber gambar : https://www.scruminc.com/the-3-5-3-of-scrum/
Dalam pengembangan produk, kendala kerap kali akan ditemui. Baik itu hal teknis maupun non teknis. Kendala dalam hal teknis bisa saja kita temukan dengan mencarinya di platform seperti google, namun untuk masalah non teknis yang berhubungan dengan sumber daya disini metode agile berperan penting. Metode agile memaksimalkan performa anggota disebuah tim secara internal. Agile merupakan sebuah proses yang memungkinkan pengembangan produk dapat menjadi lebih lancer dan efektif. Salah satu cara yang digunakan untuk menerapkan Agile ialah dengan menggunakan SCRUM. SCRUM adalah kerangka kerja proses yang telah digunakan untuk mengelola pengembangan produk kompleks sejak awal tahun 1990-an. SCRUM bukanlah sebuah proses, teknik, ataupun metodologi. Akan tetapi SCRUM adalah sebuah kerangkakerja dimana anda dapat menggunakan bermacam proses dan teknik di dalamnya. SCRUM mengekspos ketidak-efektifan dari manajemen produk dan teknik kerja anda, sehingga anda dapat secara terus-menerus meningkatkan kinerja produk, tim, dan lingkungan kerja yang ada.
Peran dalam SCRUM
SCRUM Team ini terdiri dari Product Owner, Development Team dan SCRUM Master. SCRUM Team bersifat swakelola dan lintas-fungsi. Tim yang swakelola memilih cara terbaik dalam mengerjakan pekerjaan mereka. Bentuk tim dalam SCRUM dirancang untuk mengoptimalkan fleksibilitas, kreativitas serta produktivitas. Bentuk SCRUM Team telah terbukti menjadikan tim semakin efektif dalam mengerjakan semua tipe pekerjaan yang telah disebutkan sebelumnya dan untuk jenis pekerjaan kompleks apa pun. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa ada tiga peran dalam team SCRUM yaitu:
- Product Owner (PO)
Product owner merupakan orang yang bertanggung jawab pada keberhasilan suatu produk yang dikerjakan. Product owner merupakan perwakilan dari pihak eksternal maupun internal yang paling mengetahui keinginan client. Dalam hal ini product owner lah orang yang berinteraksi langsung dengan client. Sehingga dengan tanggung jawab tersebut, product owner juga memiliki peran penuh dalam pengelolaan Product backlog. Adapun beberapa tugas dari product owner yang perlu diketahui yaitu:
- Transpransi seluruh data yang diketahui kepada Development team (DT)
- Bertanggung jawab dalam menentukan fitur apa saja yang akan di terapkan kedalam sebuah produk
- Membuat prioritas urutan pekerjaan
- Merupakan pihak yang memiliki kekuasaan dalam menentukan keputusan sehingga semua team harus menerima keputusan PO
- Memastikan DT memahami product backlog yang telah dibuat
peran PO disini ialah hanya satu orang saja, bukan berupa komite. Product Owner dapat mewakili keinginan dari komite didalam product backlog, tetapi pihak-pihak yang ingin mengubah prioritas dari Product Backlog harus menyampaikannya lewat Product Owner.
Agar Product Owner berhasil, seperti poin ke empat diatas, semua pihak dalam team harus menerima keputusannya. Keputusannya dilihat dari isi dan urutan product backlog.
- SCRUM Master (SM)
Disini SCRUM Master ialah orang yang paling paham mengenai praktik SCRUM. Dengan begitu SCRUM Master harus memastikan setiap anggota dalam team paham akan aturan SCRUM dan memastikan semuanya berjalan lanca. Beberapa tugas dari SCRUM Master selain yang disebutkan sebelumnya yaitu:
- Memastikan tim bekerja secara penuh dan produktif
- Memfasilitasi acara SCRUM jika diperlukan
- Membantu pihak luar tema SCRUM untuk memahami interaksi mana yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat
- Melindungi tim dari serangan pihak luar
Berikut dibawah ini gambaran mengenai tugas SM kepada PO dan DT
SM ke PO |
SM ke DT |
Membantu memahami perancangan produk | Membantu DT untuk bekerja mandiri |
Membantu mengelola backlog | Mendorong DT untuk meningkatkan hasil produk |
Menghilangkan hambatan | |
Membantu DT dalam merancang DoT (Definition of Done) |
- Development Team (DT)
Development team terdiri dari para praktisi professional. Tim ini berisi personil yang mewakili setiap job yang ada, mulai dari UI/UX designer, database designer, system analyst, hingga programmer. Singkatnya semua kebutuhan keahlian yang mungkin dibutuhkan dalam pengembangan perangkat lunak harus ada dalam tim ini. Tim ini berisi 3 – 9 orang. Kurang dari tiga orang akan menyebabkan kurangnya interaksi dan rendahnya produktivitas. Sedangkan jika lebih dari Sembilan orang menyebabkan terlalu banyak koordinasi yang harus dilakukan. DT berhak mengatur dirinya sendiri dalam merencanakan bagaimana mereka menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam suatu sprint. Selain itu seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa DT juga bertugas untuk menentukan standar dari DoT atau Definition of done yang berarti bahwa setiap tugas pekerjaan yang ada harus memiliki standar definisi bahwa tugas tersebut selesai dikerjakan.
Artefak-artefak SCRUM
- Product Backlog
Product backlog berisi daftar pekerjaan yang akan dikerjakan dan diurutkan sesuai prioritas tertinggi ke terendah. Seorang Product Owner bertanggungjawab terhadap Product Backlog, termasuk isi, ketersediaan serta urutannya. Diawal pengembangan product, Product backlog berisi apa yang diketahui pada saat itu saja, dan akan berkembang seiring perkembangan produk dan lingkungan dimana produk tersebut digunakan. Product backlog minimal berisi informasi di tiap itemnya yaitu:
- Deskripsi
- Urutan
- Estimasi kesulitan
- Sprint Backlog
Sprint Backlog ialah daftar Product Backlog Item yang terpilih untuk diselesaikan dalam suatu Sprint yang bertujuan untuk mencapai suatu sprint goal. Sprint Backlog menampilkan seluruh pekerjaan yang menurut Development Team perlu dikerjakan untuk mencapai Sprint Goal. Untuk memastikan adanya peningkatan berkelanjutan, Sprint Backlog berisi setidaknya satu peningkatan proses dengan prioritas tertinggi dari hasil pertemuan Retrospective sprint.
- Increment
Increment ialah hasil dari setiap. increment yang dihasilkan harus berada pada kondisi yang dapat digunakan dan sesuai dengan definisi “selesai”. Increment adalah sebuah langkah kecil menuju sebuah visi ataupun tujuan. Increment harus bisa digunakan terlepas apakah Product Owner memutuskan untuk merilisnya atau tidak.
Acara-acara SCRUM
- Sprint Planning
Sprint planning ialah acara yang dilakukan untuk membahasa perencanaan dalam suatu sprint yang akan berjalan. Perencanaan ini dilakukan secara kolaboratif dengan semua tim SCRUM. Sprint planning memiliki Batasan waktu maksimal 8 jam untuk Sprint yang berdurasi satu bulan. Sprint planning menghasilkan Sprint goal dan Product Backlog
- Daily SCRUM
Daily SCRUM ialah rapat rutin yang dilakukan oleh Development team yang di fasilitasi oleh SCRUM Master. Acara ini berdurasi 10-15 menit. Acara ini berfokus pada tiga pertanyaan, yaitu:
- Apa yang dilakukan kemarin?
- Apa yang akan dikerjakan hari ini?
- Apakah ada kendala?
- Sprint Review
Sprint Review ialah rapat dimana semua anggota tim SCRUM hadir. Rapat ini juga boleh mengundang pihak dari luar jika diperlukan. Dirapat inilah tim akan mendemostrasikan hasil dari sprint. Pada rapat ini seluruh tim yang hadir berhak menyampaikan pendapatnya dan berkolaborasi. Akhir dari sprint review ini ialah Product backlog yang baru akan terbentuk kembali untuk dibawa ke Sprint planning akan datang.
- Sprint Retrospective
Sprint Retrospective ialah rapat yang dilakukan untuk mengevaluasi hasil kinerja dari masing-masing anggota tim. Rapat ini hanya berisi pendapat terkait kinerja tim dan tidak membahas terkait sisi teknis dari proyek yang telah dikerjakan.
Referensi:
- https://www.dewaweb.com/blog/SCRUM-methodology-panduan-project-management/
- https://www.SCRUMguides.org/docs/SCRUMguide/v2017/2017-SCRUM-Guide-Indonesian.pdf
- https://id.techinasia.com/mengenal-proses-pengembangan-produk-dengan-SCRUM
By : Khaeruz Zahra – Business Computer Laboratory Assistant